Sabtu, Januari 24, 2009

Energi dan ....

Turun lagi nih harga bensin, horeeee.... yang pasti akan semakin mengurangi beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tarif angkot sudah turun di beberapa daerah, beberapa produk juga terlihat turun harga.

Bahan energi satu ini memang masih mendominasi berbagai macam utiliti yang membutuhkan energi. Walaupun sudah begitu banyak pemikiran akan global warming dan energi alternatif pengganti masih saja bensin dan sejenisnya menjadi favorit para penggunanya. Karena teknologinya sudah sangat familiar dan mudah didapat (walaupun belakangan SPBU sering kosong).

Entah mengapa pemerintah masih belum juga mendukung berbagai penemuan energi alternatif walaupun penemunya anak negeri sendiri ( tapi ada juga yang cuma tipu-tipu he..he), bahan bakar air tawar, air laut, minyak tanah dari karet, bahkan ada motor bisa jalan pakai energi tekanan angin kompresor. Begitu pula energi alam seperti panas/cahaya matahari, ombak, angin masih juga belum di exploitasi. Masih berkutat melubangi bumi untuk minyak, batu bara, gas, uap dll. Mungkin terlalu banyak hitung-hitungan uang yang bisa di dapat para pejabat. Filosofi aji mumpung masih dipegang erat. Untuk menjadi pioneer dalam energi non mapan tidak akan mendatangkan keuntungan sesaat. Bisa 10 tahun atau 20 tahun baru bisa menjadi idola. Padahal pada saat itu mungkin sang pejabat pioneer sudah tidak menjabat atau bahkan pensiun, dan nggak dapat apa-apa dehhh.. Sepertinya sangat jarang deh di Indonesia ada expose bahwa ada proyek penelitian atau pengembangan yang akan berefek luar biasa ada dunia 25 tahun mendatang.

Isu Global Warming berhembus kencang, pemerintah juga ikutan menasehati rakyatnya agar hemat BBM untuk mengurangi polusi dan kemacetan, terutama di ibukota. Tapi kenyataannya industri otomotif malahan mendapat dorongan insentif. Walupun sekarang masa krisis, khan bisa yang diutamakan industri yang nggak bertentangan dengan nasehat-nasehatnya kepada rakyat. Aneh ..Dan kemacetan adalah gaya hidup, tinggal mau berubah atau tidak.

Penjualan sepeda motor bekas mulai ramai lagi. Berarti kalangan bawah sudah mulai kembali naik motor. Dan kemacetan akan makin rapat. Saya selalu berdoa agar bisa terus bersepeda, begitu juga dengan B2Wer lainnya.

Kamis, Januari 01, 2009

NewYear NR: Slippery Darkness

Sms dari mas imam dan angga membuatku tak sabar menunggu adzan isya' untuk dapat segera sholat dan menuju meeting point di JEC. Bismillah ....Pukul 19.15 akhirnya.. aku dari kantor langsung menuju rumput depan JEC. Sempat duduk dan tiduran pula untuk mengistirahatkan badan dan otak sejenak dari urusan angka dan huruf. Eh nggak tahunya ada yg nyamperin dan ngasih tahu angga parkir di sebelah timur. Oke deh pindah.... Menunggu Imam.. menunggu ..me .. eh datang juga bawa teman. Ternyata sudah 20.30.
Perjalanan berlima dimulai menuju minimarket terdekat untuk beli bekal minum dan makanan. waduh ada yg semangat belanjanya, dikira mau camping nih..? Goes lagi menyeberang RR timur, merangsek ke pemukiman dan akhirnya jalanan tanah gelap, sempat ada yg heran kok rutenya muter2,he..he... jadi ingat aku juga berpikiran sama saat pertama kali NR krasak. Keluar masuk kampung yang sebagian besar ramai orang diluar rumah karena juga merayakan tahun baru dengan caranya masing2, ada yg sekedar nongkrong ditemani uyon-uyon, main kartu, bakar jagung dll. Dan yg paling sering berkomentar saat rombongan kami lewat adalah ..tentu saja anak-anak, dan .. cewek2 imut. Untung sepeda nggak ada boncengannya.. uh.
Tak terasa sudah dekat desa rumahku, tapi kali ini bukan untuk pulang. Lewaaaat saja terus menuju tepi sungai Opak, diawali turunan curam dan .. kayaknya ada yg gubrak tuh. Di tepi sungai istirahat sejenak untuk setting rem sepeda Imam dan karena ada yg pakai lampu halogen yg sudah pasti boros batere dan akhirnya nyalanya redup, ganti deh pakai lampu led ku. Kebetulan aku bawa 3 buah lampu. 2 di handle bar dan 1 head lamp yg segera ku pasang di helm. Yuuk lanjut menelusuri double track panjang tepian sungai, tapi waduuh jalanan penuh batu kali yg besar2 sehingga harus extra hati-hati. Di ujung track batu kali harus menanjak untuk keluar dari sungai. Dan peradaban kembali terasa. Goes pelan untuk ambil napas sejenak. Masuk aspal menyeberangi sungai dan kembali mblusuk sedikit lewat jalan batu putih. Licin sekali kalau basah. Eh sebentar kemudian aspal lagi dan 100 meter ke depan masuk tanah lagi menuju bukit kecil.
Ini asiknya offroad habis hujan, ada jalan tanah becek berumput, jadi jika lewat sepeda seperti melayang karena roda belakang selip terus. Belok kanan dan ... kuburan, tapi di sampingnya ada jalan setapak. Dalam kondisi jalan yg kadang sangat samar keberadaannya seperti ini, head lamp murmer ini sangat membantu. Goa Jepang hanya kami tengok sebentar, hii gelap sekali, penduduk setempat juga nggak kelihatan. Langsung saja goes jalanan semen membelah turun bukit dan onroad menuju jl piyungan, menyeberang dan lurus menuju kampung teletubies.
Ternyata ramai sekali di kampung ini, pada badminton & bakar jagung. Jagungnya tinggal petik di sebelahnya. Cukup lama istirahat disini, makan minum, foto dan berinteraksi dengan warga setempat. Lihat jam... 11.00
Tik..tik..tik gerimis menebar hawa dingin, harus segera goes nih agar tidak kedinginan Ketemu lagi single track, tapi kali ini super becek, licin dan tanahnya lengket. Berkali-kali kaki harus turun, roda depan dan belakang tidak searah goyang teruuus. Eh..di depan kami ada motor yg nekat masuk jalur ini dan lolos dengan mesin menderu-deru. Lepas dari sini musti rehat dulu untuk membersihkan sepeda dari lumpur, ilalang dan ranting yg nyangkut sepeda. Dan lumpur bermasalah untuk pemakai V-brake. Genjotan selanjutnya di jalan berbatu kerikil, lumpur di ban membawa kerikil berhamburan ke udara, untung nggak sampai kelilipan. Rintik hujan makin rapat dan senang sekali bila dapat melibas genangan air untuk sedikit membersihkan ban. Menyusuri selokan kecil dan tiba-tiba sudah berada di tengah kebun tebu. Lagi-lagi genjot di tanah labil dengan ban goyang kanan kiri. Jalan berubah menjadi batuan kapur yg nggak kalah licinnya. Lumayan panjang track ini, di sini pula pas pergantian tahun berlangsung.. Kami rayakan dengan jabat tangan dan ucapan SELAMAT PAGI...!!. Imam sempat jatuh pula, Berapa kali jatuh Mas imam....? Piss. Kayuh...Uh.. uh.. dan weeer..aspal mulussss. Tanjakan ke bukit candi Boko makin dekat.
Candi Banyunibo kalo malam tak berlampu jadi tidak kelihatan saat kami melintas di dekatnya. Dan tibalah saatnya menghabiskan tenaga untuk sampai ke Candi Boko. Langsung set gigi paling ringan. Wah si Nukleus melesat duluan, saat meregang napas banyak orang yg sedang turun memperhatikan 5 orang aneh ini. Akhirnya sepeda tersandar di parkiran Candi Boko dengan iringan kata Alhamdullilah.... begitu pula kami terduduk membisu dan napas kencang di 00.30.
Ada satu jam di komplek ini, sms-an, aktivitas toilet, makan dan minum bekal. Ada ide sensasional untuk turun tidak naik sepeda, tapi dinaiki sepeda, alias lewat tangga. Tapi karena nggak akur akhirnya lewat jalan sesuai aturan.
Diiiingiiin begitu kami turun menuju pasar Prambanan untuk cari kehangatan di angkringan. Dua kali berhenti, dua kali jawaban "nasi nya habis mas!!". Untung ada yang ketiga. Langsung Susu Jahe dan nasi sambel jadi andalan ketika jam 01.40.
Dalam perjalanan terakhir menyusuri jalan solo, .... eh nggak usah diceritakan.
Hikmah: Paling utama dalam NR adalah penerangan. Cek kondisi lampu, jika lampu berlebih lebih baik dibawa sekalian untuk cadangan baik diri sendiri maupun teman. Bawa juga batere cadangan.